Monthly Archives: Juni 2015

“HARTA SEJATI”

Pembacaan AlkitabPengkhotbah 2:1-11

 Hikmat dan kebodohan adalah hal yang sia-sia

     1 Aku berkata dalam hati: “Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia.”

2 Tentang tertawa aku berkata: “Itu bodoh!”, dan mengenai kegirangan: “Apa gunanya?”

3 Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, — sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat –, dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.

4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;

5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;

6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.

7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.

8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.

9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.

10 Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.

11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

“HARTA SEJATI

 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (Matius 6:19-21)

 RENUNGAN :

      Seorang tua yang semasa hidupnya hanya asik mengumpulkan harta saja, dan dimasa tuanya saat ini menderita dimensia, dan tidak lagi mampu hidup sendiri. Tahun lalu ia tinggal di sebuah panti jompo, dan sekarang  barang-barangnya dikosongkan dari rumahnya sebelum dijual. Selama berpuluh puluh  tahun ia mengumpulkan banyak harta berharga – perabotan, piring, pakaian, sepatu, surat, buku, dan foto adalah beberapa di antaranya – tampaknya ia tidak pernah membuang apa pun. Saat ini, sebagian besar barang-barang ini memiliki sedikit atau bahkan tidak bernilai sama sekali. Dalam beberapa hari harta miliknya akan dijual, disumbangkan, atau dibuang.

Melihat keadaan ini sulit, rasanya tidak pernah begitu jelas memahami kata-kata dalam Pengkhotbah: “Segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin” [Pengkhotbah 2:11]. Terpikir bahwa mengumpulkan harta tidaklah berarti setelah kehidupan dunia berakhir.

Oleh karena itu,  saatnya bagi kita  untuk kembali fokus pada prioritas dan usaha atau pekerjaan, dan fokus bukan pada materi dari dunia ini, melainkan pada kerajaan Allah – pada keadilan, serta hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Inilah harta sejati yang dibicarakan dalam Matius 6. Harta ini tidak akan pernah hilang nilainya dan tidak pernah dibuang. Harta ini akan selalu bersama kita dalam kekekalan.

Doa:

Tuhan Yesus, bantulah aku untuk membedakan hal-hal yang penting dalam hidup hubunganku dengan-Mu dan sesama dan selain itu ringankanlah teman atau anggota keluarga yang menderita dimensia sehingga hanya hal-hal yang terbaik dalam hidupnya berasal dari Allah. Amin

Jakarta, 29 Juni 2015

Sugeng Meijanto Poerba, S.H., M.H.

AMOR DEI

“AKU BERSYUKUR MEMILIKI MU TUHAN”

Tuhan ………,
Aku bersyukur karena memiliki diriMu
sebagai Allahku yang panjang sabar dan
berlimpah kasih setia.
Bagai anak yang memerlukan bimbingan
dan perlindungan orang tuanya,
demikianlah ku perlukan diriMu
sebagai Bapa Surgawiku.
DenganMu di sisiku,
menjadi aman jalanku dan damai jiwaku,
tiada yang kutakuti,
karena ku tau Kaulah penjagaku,
Kaulah Tuhan Allahku yang selalu
setia menemaniku di manapun ku berada.
Terpujilah dan  teragungkanlah  diri Mu ya Tuhan,
dan biarkan jiwa Ku bernyanyi dan menari bagiMu.
Segala hormat, pujian dan syukur hanya
bagiMu senantiasa.
Didalam nama MU, Aku Berdoa.
Amin. 
Jakarta 24, Juni 2015
Sugeng Meijanto Poerba, S.H., M.H.

“Aku Malu Pada MU, Ya Tuhan”

Tuhan …………..,

sekian lamanya aku i telah mengenal Engkau,
dan menjadi pengikutMu,
aku  bertanya pada diri  kami  sendiri,
sampai sejauh mana pengenalan aku
terhadap Engkau, sejauh mana pertumbuhan iman kami,
dan apakah sudah semakin serupa dengan Engkau.

Ketika aku  merenungkan akan hal ini,
aku  menjadi malu, karena pertumbuhan kami
lambat, dan terkadang diam di tempat.
Aku  sering menjadi seperti orang yang
melihat diri sendiri di cermin, namun setelah
berpaling dari cermin aku  sudah lupa
seperti apa rupa kami.
Begitu sering aku  mendengar FirmanMu,
namun begitu sering pula aku lupa,
dan tidak menerapkannya dalam kehidupan kami.

Ampunilah aku  ya Tuhan.
Tolong kami untuk lebih untuk berjuang bagi pertumbuhan iman kami,
agar  dapat bertumbuh  dan   di dalam Engkau,
sehingga aku dapat memberi kesaksian tentang Engkau
bagi sesama kami.

Di dalam namaMu Tuhan ,
aku berdoa.

Amin

Jakarta, 23 Juni 2015

Sugeng Meijanto Poerba, S.H, M.H.

“Aku Bersykur Memiliki MU”

Tuhan ………………………..,
Aku bersyukur karena memiliki diriMu
sebagai Allahku yang panjang sabar dan
berlimpah kasih setia.
Bagai anak yang memerlukan bimbingan
dan perlindungan orang tuanya,
demikianlah ku perlukan diriMu
sebagai Bapa Surgawiku.
DenganMu di sisiku,
aman jalanku dan damai jiwaku,
tiada yang kutakuti,
karena ku tau Kaulah penjagaku,
Kaulah Tuhan Allahku yang selalu
setia menemaniku di manapun ku berada.
Ku puji dan kuagungkan diriMu ya Tuhan,
Ku sembah dan kusanjung tinggi namaMu,
Ku bernyanyi dan menari bagiMu.
Segala hormat, pujian dan syukur hanya
bagiMu senantiasa.
Kuserahkan segenap jiwa dan kehidupanku
segenap kerja dan pekerjaanku,
segenap pelayananku dan yang kulayani
pun segenap keluargaku dan
orang-orang yang kukasihi dan mengasihiku
sepanjang hari ini
kedalam tanganMu untuk kemuliaanMu
Amin.
Sugeng Meijanto Poerba, S.H., M.H.
Jakarta, 15 Juni 2015

“TUHAN KUNJUNGILAH JIWA KU”

Ya Tuhanku……………….,
Kunjungilah jiwaku dan sucikanlah.
Datanglah ke dalam hatiku dan murnikanlah.
Masukilah ragaku dan jagailah,
sehingga aku tak pernah terpisah dari kasihMu.
Hanguskanlah, hancurkanlah segala hal yang
tak pantas dan tak berkenan,
segala hal yang dapat menjadi penghalang bagi rahmat dan kasihMu
yang Kau temukan di dalam diriku.
Sungguh, bersamaMu ku takkan terlantar, ku takkan sesat.
Ya Tuhan, basuhlah aku, perlengkapi dan teguhkan aku,
ketika aku  bekerja  dan berkarya  selalu mencerminkan kasih MU,
dan Kau pun akan selalu hadir.
Ya Tuhanku……….,
biarlah aku  bangkit,
‘dan bisa bersemi baru,  dan menjadikan hidup  baru.
Bangkitlah hai jiwaku,
Tuhan besertaku selalu
dalam karya, pekerjaan dan hidupku.
Halleluya.
Amin
Jakarta, 5 Juni 2014
Sugeng Meijanto, S.H., M.H.