Monthly Archives: Agustus 2014

Hanya Dengan Pernyertaan Dan Perlindungan Tuhan

Tuhan ….

Terima kasih kalau pada hari ini kami masih diberi
kesempatan untuk bernafas, untuk kembali berkarya
di tengah dunia ini.

Terima kasih untuk perlindungan dan penyertaan Tuhan
setiap harinya, karena tanpa perlindungan dan
penyertaanMu Tuhan, kami akan takut dan gentar
menjalani hari-hari kami, terlebih pada saat ini
di mana saja ada banyak sekali konflik peperangan,
bencana alam, dan berbagai hal lainnya yang dapat
membuat kami merasa khawatir dan takut.
Ya Tuhan…………….,

Hanya kepada Mu kami dapat bersandar,
dan menyadari bahwa kami akan aman bersamaMu.
Sekalipun memang kami tidak tahu kapan bahaya itu akan mengancam hidup kami, namun satu hal kami tahu bahwa Engkau akan beserta kami, dan jiwa kami aman bersama Mu.

Karena kami beriman kepada Mu, dan kami tahu kemana kami akan pulang ketika hidup kami di tengah dunia ini berakhir, kami akan pulang ke rumah Mu Tuhan di surga, dimana tidak ada bahaya, tidak ada kesakitan, tidak ada tangis dan air mata.
Persiapkan kami untuk  untuk segala hal kebaikan, sehingga menjauhkan segala keinginan  kami yang dapat merusak kesatuan bangsa, untuk memasuki kesejahteraan dan kedamaian bersama.

Teguhkanlah iman kami ya Tuhan…….,
buatlah kami semakin mendekat kepada Mu,
agar sekalipun badai kehidupan ini akan melanda hidup kami, kami tidak goyah, dan tidak pernah mengingkari iman kami kepadaMu.
Tolong kami untuk lebih rajin merenungkan akan kemuliaan Mu, dan melakukannya, serta lebih giat melayaniMu Tuhan, tahu akan apa yang harus menjadi prioritas dalam hidup kami ini, yaitu untuk memuliakan nama Mu, dan bukan untuk mengumpulkan harta di bumi ini, bukan pula untuk mencari kedudukan, atau ketenaran, atau nama baik.
Kepada Mu ya Tuhan……..,

kami bersyukur dan berdoa.

Amin

Jakarta, 26 Agustus 2014

Sugeng Meijanto Poerba, S.H., M.H.

“SAAT ALLAH MENGAMBIL”

Pembacaan Alkitab: Ayub 1:13-22

 13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,

14 datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: “Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,

15 datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

16 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

17 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

18 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,

19 maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,

21 katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”

22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

 “SAAT ALLAH MENGAMBIL”

 “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHANyang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21)

 RENUNGAN :

        Kalau kita renungkan atas bacaan di atas, dapat kita pastikan bahwa  Ayub adalah  seorang laki-laki yang sungguh-sungguh mengasihi dan mentaati Allah, tetapi kehilangan anak-anak dan kekayaannya yang banyak, kita melihat kata-katanya sebagai tanggapan mengejutkan terhadap kehilangan besar itu.

Kerap kali kita salah mengartikan penderitaan seseorang dan mengartikan itu akibat dari perbuatan salahnya.  Bahkan ada yang orang mempertanyakan hal ini kepada Tuhan Hal ini dapat kita lihat dalam dalam Alkitab, yakni , “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” [Yohanes 9:2].

Jelas bahwa penderitaan Ayub dalam Alkitab dinyatakan bukalanlah suatu penderitaan Ayub danb orang yang terlahir cacat bukanlah karena salah akibat dari dosa. Tetapi Ayub atau kita harus  mengerti bahwa semua yang telah hilang itu diberikan Allah kepadanya dan entah Allah memberi atau mengambilnya, Dia layak dipuji. Mengapa? Ayub mempercayai Allah di tengah cobaan yang dialaminyahal itu mengingatkan kita bahwa  Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia [bacaRoma 8:28 – Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah].

Pokok pikiran:

Kita bisa bersukacita sebab Allah tidak menahan kebaikan-Nya dari kita

Doa:

Allah Pengasih dalam surga, terima kasih untuk melakukan pekerjaan baik dalam kehidupan kami dan Tuhan berkati juga untuk semua orang yang imannya di saat – saat putus asa. Dalam nama Mu  kami berdoa. Amin.

Jakarta, 4 Agustus 2014

Sugeng Meijanto Poerba, S.H., M.H.